PERJANJIAN REPURCHASE AGREEMENT (REPO) YANG TIDAK MENGAKIBATKAN PERUBAHAN KEPEMILIKAN ATAS EFEK YANG DIPERJUAL BELIKAN DITINJAU BERDASARKAN HUKUM PASAR MODAL

Abstract

Abstrak

Transaksi Repurchase Agreement atau dikenal juga dengan Transaksi Repo adalah perjanjian jual-beli Efek dengan komitmen untuk menjual atau membeli kembali pada waktu dan harga yang ditentukan. Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2015 telah membuat Peraturan Transaksi Repurchase Agreement yang dikenal dengan nama Peraturan Otoritas No. 9/POJK.04/2015 Tentang Pedoman Repurchase Agreement Transaksi Lembaga Jasa Keuangan. Perkembangan transaksi Repo di Indonesia diiringi juga dengan munculnya berbagai permasalahan dalam praktiknya. Salah satu kasus tentang permasalahan transaksi Repo yaitu kasus PT. Aditya Tirta Renata dengan PT. Danareksa Sekuritas yang di dalam perjanjian repo nya tidak mengakibatkan perubahan kepemilikan atas Efek yang diperjual belikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengalanisis keabsahan perjanjian Repo ditinjau dari perspektif hukum pasar modal Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, perjanjian Repo yang tidak mengakibatkan perubahan kepemilikan atas Efek/obyek Repo bertentangan dengan Pasal 3 ayat (1) POJK No. 09/POJK.04.2015 sehingga membuat perjanjian ini tidak memenuhi syarat obyektif perjanjian yakni kausa yang halal. Kedua, akibat hukum dari tidak terpenuhinya syarat obyekif dari perjanjian adalah, perjanjian batal demi hukum/kembali ke keadaan semula seolah tidak ada perjanjian.

Kata Kunci: Investasi, Pasar Modal, Repurchase Agreement (Repo)

Abstract

 Repurchase Agreement Transaction or also known as Repo Transaction is a Securities sale and purchase agreement with a commitment to sell or buy back at a specified time and price. The Financial Services Authority in 2015 has made a Repurchase Agreement Transaction Regulation known as the Authority Regulation No. 9/POJK.04/2015 concerning Guidelines for Repurchase Agreement Transactions for Financial Services Institutions. The development of repo transactions in Indonesia is accompanied by the emergence of various problems in practice. One of the cases concerning the problem of Repo transactions is the case of PT. Aditya Tirta Renata with PT. Danareksa Sekuritas which in the repo agreement does not result in a change in ownership of the Securities being traded. This study aims to analyze the validity of the Repo agreement in terms of the legal perspective of the Indonesian capital market. The results of the research show that first, the Repo agreement which does not result in a change in ownership of the Repo Securities/object is contrary to Article 3 paragraph (1) POJK No. 09/POJK.04.2015 so that making this agreement does not meet the objective requirements of the agreement, namely a lawful cause. Second, the legal consequences of not fulfilling the objective conditions of the agreement are, the agreement is null and void / returns to its original state as if there was no agreement.

Keywords: Investment, Capital Market, Repurchase Agreement (Repo)